China Commits Horrific Act, Millions of Victims

by -102 Views

Senin, 8 April 2024 – 02:02 WIB

Jakarta – Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menuduh China atas dugaan spionase siber yang diyakini merugikan jutaan orang, termasuk anggota parlemen, akademisi, jurnalis, dan eksekutif perusahaan.

Dilansir dari BBC, Senin, 8 April 2024, kedua negara tersebut menuduh bahwa kelompok peretas yang disebut Advanced Persistent Threat 31 atau APT31, yang diduga terkait dengan Kementerian Keamanan Negara China, bertanggung jawab atas tindakan ilegal tersebut.

Mereka disebut telah menargetkan lembaga-lembaga penting seperti Gedung Putih, senator AS, anggota parlemen Inggris, dan pejabat pemerintah di seluruh dunia yang mengkritik China.

Selain itu, kegiatan spionase siber juga telah membahayakan industri pertahanan dan berbagai perusahaan AS lainnya, termasuk perusahaan baja, energi dan penyedia peralatan telepon seluler 5G maupun teknologi nirkabel terkemuka lainnya.

Wakil Jaksa Agung AS Lisa Monaco menyebut tujuan dari operasi peretasan global ini adalah untuk “menindas kritik terhadap rezim Tiongkok, mengkompromikan institusi pemerintah, dan mencuri rahasia dagang.”

Dalam dakwaan terhadap tujuh orang yang diduga sebagai peretas China tersebut, jaksa penuntut AS mengatakan bahwa bentuk peretasan berupa pembobolan akun kerja, email pribadi, penyimpanan daring, dan catatan panggilan telepon milik jutaan orang AS. Otoritas Inggris juga menuduh APT31 meretas beberapa anggota parlemen yang kritis terhadap China. Sementara, diplomat China di Inggris dan AS menolak tuduhan tersebut dan menganggapnya tidak berdasar.