Stellantis Memutuskan untuk Tidak Lagi Fokus pada Teknologi Hidrogen

by -39 Views

Hidrogen sebagai bahan bakar untuk kendaraan listrik masih menjadi topik perdebatan di kalangan produsen mobil. Stellantis, misalnya, sebelumnya berkomitmen untuk menjelajahi potensi hidrogen dalam kendaraan komersial namun kini telah menghentikan investasinya. Alasan utamanya adalah biaya yang tinggi dan ketertinggalan infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen. Meskipun pemerintah diharapkan memberikan insentif untuk mendukung penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar, Stellantis memutuskan untuk mengakhiri program pengembangan kendaraan bertenaga hidrogen.

Rencana peluncuran van bertenaga hidrogen dari divisi Pro One Stellantis pada tahun ini dibatalkan. Meski demikian, Stellantis menjanjikan tidak akan mengurangi tenaga kerja yang berhubungan dengan produksi kendaraan bertenaga hidrogen. Di sisi lain, produsen mobil lain seperti Toyota dan Hyundai tetap berkomitmen pada teknologi sel bahan bakar hidrogen. Toyota bahkan merencanakan meluncurkan SUV bertenaga hidrogen pada tahun 2028, sedangkan Hyundai baru-baru ini meluncurkan crossover Nexo baru. Selain itu, Honda bersama General Motors terlibat dalam produksi massal modul sel bahan bakar generasi berikutnya yang lebih efisien dan terjangkau, dengan fasilitas produksi di Michigan.

Meskipun masih diperdebatkan oleh beberapa produsen mobil, seperti Volkswagen yang berpendapat bahwa teknologi sel bahan bakar tersebut belum layak untuk mobil penumpang, beberapa produsen lain seperti Renault mengeksplorasi potensi hidrogen dalam mobil sport. Meski demikian, tanpa infrastruktur pengisian bahan bakar yang memadai, pengembangan sel bahan bakar hidrogen akan sulit terwujud. Produsen mobil terus berusaha mengatasi hambatan ini untuk mendorong adopsi teknologi bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Source link