Lotus akan tetap beroperasi secara normal meskipun adanya rumor tentang penutupan pabrik di Norfolk. Laporan yang beredar sebelumnya menyebutkan bahwa Lotus berencana menghentikan produksi mobil di Inggris, mengancam 1.300 pekerjaan. Namun, pernyataan resmi dari perusahaan menegaskan bahwa tidak ada rencana untuk menutup pabrik di negara tersebut.
Lotus sedang menjajaki opsi strategis untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing global di tengah perkembangan pasar otomotif yang dinamis. CEO Feng Qingfeng telah menyatakan bahwa Lotus sedang mempertimbangkan untuk memproduksi mobil di Amerika Serikat untuk menghindari tarif yang tinggi.
Dalam upaya untuk mengurangi biaya pengembangan pabrik baru, Lotus kemungkinan akan merakit mobil sport Emira dan model listriknya di pabrik Volvo di South Carolina. Fasilitas ini, yang telah beroperasi sejak 2018, memiliki kapasitas produksi maksimum 150.000 kendaraan per tahun.
Meskipun Volvo telah mengumumkan akan melakukan pemangkasan karyawan sebesar 5%, perusahaan masih berencana untuk menciptakan 4.000 lapangan kerja baru dan meningkatkan produksi jangka panjang. Lotus akan terus beroperasi di Inggris, mengingat pentingnya pasar tersebut baginya.
Industri otomotif Inggris saat ini sedang mengalami tantangan besar, dengan produksi mobil pada bulan Mei turun hingga sepertiga dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk hambatan perdagangan dan kenaikan tarif. Lotus, bersama dengan produsen mobil lainnya, sedang berusaha mencari solusi untuk menjaga daya saing mereka di pasar global.
