Prospek niaga eceran di Bali diprediksi akan tetap positif ke depan. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap transaksi ritel dalam jangka pendek dan menengah. Hasil survei menunjukkan bahwa responden memperkirakan transaksi akan stabil dalam tiga hingga enam bulan mendatang, dengan catatan IEP di Mei 2025 sebesar 164 dan Agustus 2025 mencapai 194, tetap berada di zona optimis (IEP > 100).
Bank Indonesia (BI) Bali menyampaikan bahwa menjaga IEP pada level optimis merupakan indikasi pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan. Namun, dinamika regulasi persaingan dagang internasional menjadi ancaman. Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali berkolaborasi untuk memelihara kinerja penjualan ritel dan tingkat konsumsi publik. Upaya ini bertujuan menjaga stabilitas harga, memperkuat kemampuan belanja masyarakat, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi Bali.
Data dari BI Bali menunjukkan peningkatan transaksi eceran di Provinsi Bali selama Maret 2025. Indeks Penjualan Riil (IPR) mencapai angka 117,7, tumbuh 6,4% (yoy), menunjukkan kinerja niaga eceran terus meningkat dan berada di zona optimis (>100). Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali, yang melibatkan seratus pedagang ritel di Denpasar dan sekitarnya, bertujuan memperoleh informasi terkait tren belanja konsumen.
Lonjakan permintaan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idulfitri 2025, dipicu oleh konsumsi warga lokal Bali. Sementara volume kunjungan wisatawan ke Bali mengalami penurunan moderat. Transaksi eceran didukung oleh kemajuan subsektor tertentu, seperti suku cadang, aksesori, peralatan informasi dan komunikasi, serta barang budaya dan rekreasi. Kinerja IPK di Bali terus bertumbuh, menandakan peningkatan pengeluaran konsumen di daerah tersebut.