Jembatan Suramadu adalah salah satu ikon infrastruktur Indonesia yang menghubungkan Pulau Jawa dan Madura. Kehadirannya tidak hanya mempermudah mobilitas masyarakat, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan konektivitas antarpulau yang dulunya terpisah oleh lautan luas. Dengan panjang lebih dari lima kilometer, jembatan ini menarik perhatian bukan hanya karena ukurannya yang mengesankan, tetapi juga karena peran strategisnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan.
Jembatan Suramadu, yang menghubungkan Kota Surabaya di Pulau Jawa dengan Kabupaten Bangkalan di Pulau Madura, merupakan jembatan terpanjang di Indonesia dengan panjang mencapai 5.438 meter. Dibangun untuk mempercepat pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Pulau Madura yang sebelumnya tertinggal dibandingkan kawasan lain di Provinsi Jawa Timur. Ide pembangunan jembatan ini pertama kali dicetuskan oleh Prof. Dr. Sedyatmo, seorang insinyur sipil terkemuka, pada tahun 1960-an.
Setelah melalui berbagai tahapan, pembangunan Jembatan Suramadu akhirnya dimulai pada 20 Agustus 2003. Jembatan ini terdiri dari tiga bagian utama: jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama, dengan dua jalur kendaraan di setiap arah. Awalnya berfungsi sebagai jalan tol berbayar, namun pada tahun 2018, tarif tolnya dihapuskan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Pulau Madura.
Sejak dioperasikan, Jembatan Suramadu telah memberikan dampak besar terhadap mobilitas dan perekonomian antara Surabaya dan Madura. Akses yang lebih mudah telah mendorong investasi dan pariwisata di Madura, serta memperkuat integrasi antara kedua wilayah tersebut. Dengan sejarah panjang dan peran strategisnya, Jembatan Suramadu tidak hanya menjadi ikon arsitektur, tetapi juga simbol kemajuan infrastruktur Indonesia dalam upaya menghubungkan berbagai wilayah demi pemerataan pembangunan.