Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, mengapresiasi keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menghentikan sementara proyek pembangunan jalan tol, seperti tol puncak, tol kulonprogo-cilacap, dan ruas sirip tol trans sumatera. Menurut Bambang Haryo, beberapa ruas tol di Jawa yang baru dibangun belum benar-benar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi karena minimnya penggunaan oleh transportasi publik massal dan logistik massal akibat tarif tol yang masih tinggi. Ia mengingatkan tentang manfaat pembangunan jalan tol pada masa lalu yang tarifnya lebih terjangkau sehingga dapat mempercepat laju ekonomi dengan merangsang aktivitas bisnis. Saat ini, penggunaan tol oleh transportasi publik dan logistik massal hanya sekitar 2.5% dari pengguna jalan reguler nasional dan provinsi, serta transportasi pribadi hanya sekitar 20%. Bambang Haryo menyoroti perlunya fokus perawatan dan perbaikan jalan nasional dan provinsi yang masih banyak rusak, agar masyarakat dapat merasakan akses jalan yang lebih lebar, layak, dan gratis, seperti di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Dalam konteks perbandingan dengan Malaysia, Bambang Haryo menekankan bahwa Indonesia memiliki jumlah jalan tol yang lebih banyak namun panjangnya relatif kecil, sementara Malaysia memiliki lebih banyak jalan non-tol yang kualitas dan keselamatannya sama baik dengan jalan tol Indonesia. Oleh karena itu, Bambang Haryo mendorong Pemerintah untuk memprioritaskan perbaikan dan perawatan jalan non-tol yang ada guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Prabowo Batalkan Proyek Tol, Bambang Haryo Puji Keputusan”
