LEADERSHIP ATTRIBUTES – prabowosubianto.com – prabowo2024.net

by -36 Views

Keberanian Untuk seorang prajurit, keberanian sangat penting. Keberanian tidak hanya berkaitan dengan keberanian fisik tetapi juga keberanian moral. Keberanian fisik terlihat dalam kemauan untuk mengatasi rasa takut di hadapan cedera dan kematian. Keberanian moral adalah keberanian untuk menghadapi risiko kehilangan jabatan, pangkat, dan posisi akibat tindakan yang tidak disukai oleh atasan namun sesuai dengan keyakinan sebagai prajurit TNI. Keberanian fisik dan keberanian moral tercermin dalam kemampuan seorang pemimpin untuk membuat keputusan dalam situasi sulit dan berisiko. Tanpa keberanian, seorang pemimpin militer tidak dapat berhasil. Begitu seorang komandan kehilangan keberaniannya, penghargaan dari para bawahannya akan berkurang atau bahkan hilang sama sekali. Personalitas Utama Seorang pemimpin militer harus memiliki personalitas yang utama dan baik hati. Saya katakan personalitas yang baik karena banyak tokoh yang terkenal namun tidak baik hati, seperti Adolf Hitler, Pol Pot, Stalin, dan Al Capone. Orang baik selalu menunjukkan kejujuran, meletakkan kepentingan orang lain diatas diri sendiri, menunjukkan kerendahan hati dan kemauan untuk berkorban, serta tidak mudah terpengaruh oleh keadaan. Dari leluhur Indonesia, kita dapat belajar delapan kualitas pribadi dari pemimpin yang baik, yang dikenal sebagai hasta brata: Seorang pemimpin harus seperti Samudra (Pindo Jaladri). Seorang pemimpin berpikiran terbuka, mampu mendengarkan hal negatif namun selalu melakukan hal positif. Seorang pemimpin harus seperti Bulan (Pindo Candra). Seorang pemimpin selalu bisa menjadi cahaya pemandu dalam kegelapan. Seorang pemimpin harus seperti Bintang (Pindo Kartika). Seorang pemimpin dapat menunjukkan arah yang benar kepada rakyatnya dan selalu memancarkan harapan. Seorang pemimpin harus seperti Gunung (Pindo Arga). Seorang pemimpin memiliki keyakinan teguh yang tidak mudah tergoyahkan oleh keadaan. Seorang pemimpin harus seperti Bumi (Pindo Bahana). Seorang pemimpin memahami apa yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan bantuan tanpa diskriminasi. Seorang pemimpin harus seperti Api (Pindo Dahana). Seorang pemimpin memberikan kehangatan dan dapat membangkitkan semangat para bawahannya dan membasmi ketidaksetaraan dan ketidakadilan. Seorang pemimpin harus seperti Angin (Pindo Bayu). Seorang pemimpin dapat bergerak dengan bebas dan dapat dirasakan di mana-mana. Seorang pemimpin harus seperti Matahari (Pindo Surya). Seorang pemimpin selalu menjadi sumber energi positif bagi lingkungannya. Delapan sifat kepribadian yang dapat kita pelajari dari leluhur bangsa seharusnya dipertimbangkan karena kebijaksanaan mereka tidak boleh dianggap sepele. Pada dasarnya, jika seorang pemimpin memiliki sifat-sifat kepribadian negatif seperti serakah, tidak jujur, egois, pengecut, tidak peduli, tidak adil, merasa berhak, narsisme, maka dengan cepat, ia akan ditinggalkan dan bahkan melawan oleh para bawahannya. Kesetiaan Seorang pemimpin militer harus memiliki loyalitas yang kuat dan mutlak kepada negara, bangsa, dan rakyat. Jika dia tidak setia, dia tidak akan memiliki kekuatan untuk menghadapi cobaan dan kesulitan dalam hidupnya sebagai seorang pemimpin. Kesetiaan dapat tercermin dalam komitmen seseorang terhadap sebuah organisasi, dedikasi kepada rekan sejawat dan para prajurit yang dipimpinnya. Ada pemimpin yang, dalam keadaan yang tidak menguntungkan, cepat menyalahkan atau menyalahkan bawahannya. Banyak juga yang cenderung mencari kesalahan bawahan mereka saat semuanya tidak berjalan lancar. Di sisi lain, jika bawahan mereka sukses, mereka seringkali yang pertama keluar dan mengklaim kemenangan sebagai milik mereka sendiri. Seorang pemimpin yang sejati selalu berusaha untuk membela dan menempatkan kepentingan para bawahannya di atas dirinya sendiri. Ada sebuah hikmah militer kuno yang dapat kita pelajari dalam hal ini: Jika Anda peduli dengan bawahan Anda, bawahan Anda akan peduli dengan Anda. Keterampilan Profesional Untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses, seseorang harus memiliki keterampilan dan kemampuan profesional. Seorang pemimpin harus menguasai bidangnya dengan baik. Jika mereka adalah komandan batalyon infanteri, mereka harus memahami segala jenis infanteri. Seorang pemimpin harus memahami semua teknik dan taktik dari tingkat peleton, perusahaan hingga tingkat batalyon. Mereka harus memiliki visi setara dengan dua tingkat di atas mereka dan penguasaan setara dengan dua tingkat di bawah mereka. Seorang pemimpin yang berani namun bodoh akan menyebabkan banyak korban pada bawahannya. Passion Elemen kelima yang saya percayai seorang pemimpin harus miliki adalah passion. Itulah yang mendorong seorang pemimpin militer untuk bertindak dan maju secara dinamis. Passion mendorong seorang prajurit untuk bertahan dari penderitaan dan tetap tenang serta teguh di hadapan bahaya. Passion akan mendorong seorang pemimpin militer untuk mencapai kemenangan. Tanpa passion, seorang pemimpin tidak bisa mencapai hasil yang gemilang. Jika dua orang yang sama cerdas dan mampu bersaing, orang yang memiliki passion yang lebih besar akan keluar sebagai pemenang. Ada pepatah di militer yang mengatakan: Rencana paling brilian yang dilaksanakan dengan setengah hati akan menghasilkan hasil yang lebih buruk daripada rencana sederhana yang dilaksanakan dengan penuh semangat. Perang mungkin dilakukan dengan senjata, namun kemenangannya diperoleh oleh para prajurit. Itu adalah semangat para prajurit yang mengikuti dan semangat pemimpin yang memperoleh kemenangan. (Jenderal G.S. Patton) Menurut pendapat saya, berdasarkan studi saya tentang sejarah kepemimpinan militer yang sukses dan efektif, saya percaya bahwa setiap pemimpin militer harus memiliki dan menjalani filosofi kepemimpinan. Filosofi memberi petunjuk dan arah kepada seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Filosofi yang sering saya gunakan adalah 11 Prinsip Kepemimpinan TNI, yang akan saya bahas secara detail di Bab 10 buku ini, dan prinsip sederhana yang seperti ini: Bagi saya, itu berarti bahwa dalam membuat keputusan atau kebijakan, seseorang harus bertanya pada diri sendiri apakah itu akan menguntungkan negara, bangsa, dan angkatan bersenjata. Jika ya, jangan ragu, dan hanya setelah itu seseorang dapat mulai berpikir tentang kepentingan pribadi. Bukan sebaliknya. Jika seseorang sudah meletakkan kepentingan pribadinya di atas kepentingan para bawahannya, apalagi kepentingan negara. Pada saat itu, seseorang bertindak dengan egois dan menunjukkan kepemimpinan yang buruk. Pertama: Tanah Air Saya; Kedua: Bawahan Saya, Kemudian ketiga: Diri Saya. HAL LAIN YANG MENENTUKAN KEPLENGKAPAN KEPIMPINAN MILITER Kesehatan Fisik Seorang pemimpin militer harus memiliki kebugaran fisik yang sangat baik. Dia harus dapat memimpin para bawahannya dengan contoh dan menjadi teladan. Seorang pemimpin militer tidak akan efektif jika dia tidak bugar. Dia tidak bisa memimpin para bawahannya jika dia tidak ada di tengah-tengah mereka atau di depan mereka. Ketahanan fisik yang baik diperlukan untuk menangani tekanan kehidupan militer dan stres kehidupan sehari-hari. Kehadiran Pada Momen dan Tempat yang Kritis Sesepuh saya sering mengajarkan kepada saya bahwa pemimpin harus selalu hadir di tempat dan saat paling kritis. Kehadiran seorang pemimpin dapat menenangkan para prajurit yang mungkin resah karena kondisi berbahaya yang mereka hadapi. Seorang pemimpin militer juga harus dapat membaca dan menilai situasi secara dekat. Dia harus dapat dengan cepat merasakan psikis para bawahannya pada saat yang sangat kritis. Keputusan penting seringkali harus diambil dengan cepat dan tepat. Dalam keadaan darurat, perubahan seringkali terjadi dengan sangat cepat. Oleh karena itu, seorang pemimpin militer yang memantau situasi kritis dari jauh seringkali lambat dalam membuat keputusan kunci, terkadang keputusan itu menyangkut nyawa. Berpikir ke Depan dan Kreatif Seorang pemimpin harus memiliki pola pikir yang progresif untuk menerapkan kebijakan yang dapat meningkatkan situasi saat ini untuk mencapai kemajuan di masa depan. Mempertahankan status quo dan mengabaikan hal yang memerlukan perbaikan dan perubahan akan menyebabkan stagnasi, bahkan degenerasi dan degradasi. Seorang pemimpin harus kreatif dan dinamis. Jika dia hanya menunggu instruksi dan tidak ingin mengambil inisiatif, organisasi yang dipimpinnya tidak akan mampu menghadapi tantangan yang mungkin muncul tiba-tiba. Pemimpin besar dalam sejarah seringkali mampu mengembangkan solusi tak terduga dan menunjukkan jalan keluar dari kesulitan atau masalah kompleks para bawahannya. Cybernetics Sebuah hukum yang dikenal sebagai cybernetics menyatakan, “Jika Anda berpikir Anda akan kalah, Anda sudah kalah.” Pelajaran dari itu adalah: Jangan bisikkan di hati Anda bahwa Anda mungkin kalah. Anda harus memiliki semangat untuk sukses. Kemauan untuk menang akan menghasilkan seorang pemenang. Hukum Murphy Salah satu hukum dalam aktivitas manusia dan organisasi yang patut diperhatikan adalah hukum Murphy yang berbunyi: ‘Jika rencana bisa salah, biasanya akan salah’. Anda sering akan mengalami hukum Murphy dalam kehidupan militer, yang versi lokalnya adalah ‘ojo kagetan’ (jangan gampang terkejut). Seorang pemimpin harus selalu siap menghadapi skenario terburuk. Rasa Tanggung Jawab dan Dedikasi…

Source link