Situs Peluncuran Pesawat Ruang Angkasa Komersial Cina Siap Beroperasi

by -31 Views

Jakarta – Situs peluncuran pesawat luar angkasa komersial pertama Tiongkok siap beroperasi di Provinsi Hainan, Tiongkok bagian selatan, setelah menyelesaikan simulasi peluncuran roket menggunakan dua landasan peluncuran pada hari Minggu (30/6/2024). Konfirmasi ini disampaikan oleh kantor berita Xinhua.

Menurut Hainan International Commercial Aerospace Launch Co., Ltd. (HICAL), yang membangun dan mengelola situs peluncuran, latihan tersebut mencakup pengujian landasan peluncuran, termasuk penyemprotan air dan pendinginan sistem, serta pemasangan lengan pengangkat roket.

“Setelah penilaian, HICAL mengonfirmasi bahwa situs tersebut siap beroperasi untuk misi peluncuran,” ujar perwakilan Xinhua.

HICAL didirikan oleh pemerintah provinsi Hainan, China Aerospace Science and Technology Corporation, China Aerospace Science and Industry Corporation, dan China Satellite Network Group Co., Ltd. pada Juni 2022.

Situs peluncuran yang berlokasi di lepas pantai Kota Wenchang ini memiliki garis lintang 20 derajat utara, memberikan keuntungan garis lintang rendah yang meningkatkan kapasitas muatan roket dan mengurangi biaya peluncuran.

“Lokasi pesisir ini juga menawarkan kemudahan dan keamanan, karena roket besar dapat diangkut dengan kapal, faktor penting bagi layanan peluncuran komersial,” kata perwakilan HICAL.

Lokasi peluncuran tersebut dilengkapi dua landasan peluncuran untuk roket bahan bakar cair dan dua lainnya untuk roket bahan bakar padat. Landasan peluncuran No. 1 dan No. 2 masing-masing rampung pada Desember 2023 dan Juni 2024.

“Landasan No. 1 dirancang untuk Long March-8, roket pembawa generasi baru Tiongkok. Landasan No. 2 mampu meluncurkan berbagai roket dari perusahaan komersial dengan diameter berbeda,” jelas perwakilan HICAL.

Pasar luar angkasa komersial Tiongkok telah mengalami pertumbuhan pesat sejak 2015, dengan tingkat pertumbuhan tahunan rata-rata lebih dari 20% dari tahun 2017 hingga 2024. Nilai pasarnya diperkirakan mencapai 2,34 triliun yuan (sekitar Rp 5.595 triliun) pada 2024.