Mirip! Penurunan Angka Stunting Hanya 0,1 Persen meskipun Telah Dialokasikan Puluhan Triliun

by -108 Views

Sabtu, 11 Mei 2024 – 06:50 WIB

Jakarta – Komisi IX DPR RI mengkritisi penurunan angka kejadian stunting hanya sebesar 0,1 persen dari 21,6 persen pada tahun 2022 menjadi 21,5 persen pada tahun 2023 seperti yang diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Kurniasih Mufidayati, menyatakan keprihatinannya terkait hal tersebut. Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa masih ada kesempatan bagi semua pihak untuk bekerja keras guna menurunkan angka stunting sesuai dengan target 14 persen. Menurut Kurniasih, penting bagi semua pihak untuk melakukan evaluasi program dan bekerja keras untuk mencapai target tersebut.

Target utama prevalensi stunting yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada tahun 2024 adalah 14 persen. Oleh karena itu, untuk mencapai target tersebut, angka kejadian stunting idealnya harus turun 3,5 persen setiap tahun.

Kurniasih menegaskan bahwa penurunan angka stunting tidak sebanding dengan upaya pencegahan stunting sejak dini. Penurunan sebesar 0,1 persen disebabkan oleh penurunan stunting sebanyak 1,2 juta orang sementara penambahan juga sebanyak 1,2 juta orang, hanya memiliki selisih ratusan ribu. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan angka stunting tidak diimbangi dengan upaya pencegahan yang memadai sehingga angka kenaikannya tetap tinggi.

Anggota Fraksi PKS DPR RI ini juga menyebutkan bahwa pada tahun 2022, alokasi dana untuk penanggulangan stunting mencapai Rp44,8 triliun yang tersebar ke 17 Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik dan DAK nonfisik. Sedangkan pada tahun 2023, alokasi anggaran untuk penanggulangan stunting meningkat menjadi Rp46,56 triliun bagi kementerian/lembaga, DAK Fisik, dan DAK nonfisik.

Kurniasih menekankan pentingnya evaluasi program penurunan stunting yang melibatkan berbagai kementerian/lembaga serta Pemerintah Daerah, sehingga perlu kerja sama yang kuat dari semua pihak, termasuk DPR.

Ditambahkannya, meskipun Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih berjalan hingga Oktober 2024, target prevalensi stunting 14 persen belum tercapai. Oleh karena itu, Kurniasih berharap adanya keseriusan yang lebih dalam usaha menurunkan angka stunting secara nasional guna mewujudkan generasi Indonesia Emas.

Kurniasih juga menyatakan keyakinannya bahwa program penurunan stunting ini harus dievaluasi dengan semangat yang sama di pemerintahan selanjutnya, agar angka stunting anak-anak Indonesia semakin rendah untuk meningkatkan daya saing dari segi kualitas SDM.