Polisi Bertindak Tegas Saat Terjadi Kerusuhan Antara Komunitas Transgender Thailand dan Filipina di Bangkok

by -6831 Views

Rabu, 6 Maret 2024 – 09:13 WIB

VIVA – Ketegangan terjadi antara sekelompok transgender Thailand dan Filipina di Sukhumvit Soi 11 di Bangkok pada Senin 4 Maret 2024 yang mengakibatkan kedua belah pihak terluka, termasuk polisi di lokasi kejadian. Insiden tersebut memicu gelombang kritik dan cibiran netizen di jejaring media sosial Thailand.

Dilansir dari Khaosod English, Rabu, 6 Maret 2024, sekitar 20 transgender Filipina dikelilingi oleh ratusan transgender Thailand yang marah di sebuah hotel di Sukhumvit Soi 11.

Pihak Thailand mengatakan mereka diejek, diberi jari tengah dan diserang terlebih dahulu. Polisi harus memanggil bala bantuan untuk memastikan keselamatan beberapa transgender Filipina yang terperangkap di dalam sebuah hotel dan menjadi sasaran empuk massa Thailand yang sedang marah.

Meskipun polisi berupaya menenangkan situasi, kekerasan tetap terjadi, dengan beberapa warga transgender Filipina diserang saat dikawal dari hotel.

Sekitar pukul 03.50 pagi, situasi semakin kacau ketika sekitar 10 petugas polisi Lumpini beserta mobil polisi berkumpul di luar sebuah hotel untuk melindungi dua orang transgender Filipina yang meninggalkan hotel. Saat polisi mendampingi para transgender Filipina dan meminta transgender lainnya yang berkumpul untuk tidak menimbulkan kekerasan, sekelompok transgender Thailand melemparkan botol ke arah mereka di hadapan polisi. Kemudian mereka menyerbu masuk dan menyerang pihak Filipina tanpa henti. Mereka bahkan melompat ke tengah sekumpulan polisi untuk terus menyerang. Polisi tidak dapat mengendalikan situasi dengan cepat tetapi kemudian dapat melakukannya dengan menginterogasi kedua pihak yang terlibat di kantor polisi.

Thanyawat Kamonwongwat, anggota parlemen LGBTQ dari partai Move Forward, mengatakan kejadian ini juga harus adil karena kelompok waria Filipina yang terlibat dalam insiden tersebut tidak mewakili mayoritas transgender Filipina. Pihak yang terlibat harus meminta pertanggungjawaban individu atas perilaku mereka yang tidak pantas.

Thanyawat menambahkan bahwa kejadian keterlaluan ini menyoroti fakta bahwa kelompok LGBTQ sudah dirugikan dalam masyarakat, membuat mereka tidak berdaya untuk mencari keadilan dari pihak manapun.