Pejuang Nasional Teuku Umar – prabowo2024.net

by -988 Views

Kepemimpinan yang Cerdas: Kisah Teuku Umar

Sejarah telah membuktikan berkali-kali, bahwa kunci keberhasilan suatu bangsa terletak pada kepemimpinan. Saya belajar di militer bahwa ada pepatah yang berlaku bagi setiap tentara sepanjang sejarah: “Tidak ada prajurit yang jelek. Hanya ada para komandan yang jelek.”

Ada juga pepatah lain yang diajarkan kepada saya saat saya masih perwira muda: “Seribu kambing dipimpin oleh seekor harimau akan mengaum semua. Tetapi seribu harimau dipimpin kambing akan embeeeek semua.”

Salah satu contoh cerita kepemimpinan yang cerdas terjadi di masa penjajahan Nusantara adalah kisah kepemimpinan Teuku Umar. Teuku Umar lahir di Meulaboh, Aceh Barat pada tahun 1854. Sejak kecil, Teuku Umar dikenal sebagai anak yang cerdas, pemberani, keras, dan pantang menyerah dalam menghadapi segala persoalan.

Pada usia 19 tahun, Teuku Umar pertama kali memegang senjata dan berperang melawan Belanda saat dimulainya agresi pertama Belanda pada tahun 1873. Kemudian, ketika usianya mencapai 29 tahun, Teuku Umar bahkan berpura-pura menjadi antek Belanda dan masuk dinas militer. Gubernur Van Teijn menyambutnya dengan baik, dengan maksud memanfaatkan Teuku Umar untuk merebut hati rakyat Aceh.

Namun, keseriusan Teuku Umar dalam berkolaborasi dengan Belanda ditunjukkan dengan menaklukkan pos-pos pertahanan Aceh. Akibatnya, dia diberi peran yang lebih besar dengan memiliki 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Panglima Laut.

Perlawanan Teuku Umar terhadap Belanda dimulai saat peristiwa terdamparnya Kapal Inggris “Nicero” pada tahun 1884. Teuku Umar ditugaskan untuk membebaskan kapal tersebut dan menuntut logistik dan senjata yang banyak sebagai imbalannya. Belanda setuju dengan tuntutannya.

Tidak disangka, Teuku Umar kemudian mengejutkan Belanda dengan kabar bahwa semua tentara Belanda yang ikut dengannya telah dibunuh di tengah laut, serta senjata dan perlengkapan perang lainnya berhasil dirampas. Dengan demikian, Teuku Umar kembali memihak rakyat Aceh untuk memerangi Belanda.

Perang yang berkepanjangan membuat Teuku Umar terpaksa menyerahkan diri ke Belanda sepuluh tahun setelah pertama kali menyerah. Namun, ia kemudian berhasil menipu Belanda dengan “perang pura-pura” dan menempatkan pasukannya untuk menyebarkan pesan rahasia. Tiga tahun kemudian, Teuku Umar kembali mengkhianati Belanda. Dia membawa pasukannya beserta senjata, peluru, amunisi, dan uang yang berhasil dirampas.

Setelah bertahun-tahun berperang melawan Belanda, Teuku Umar akhirnya terdesak saat tiba di pinggiran Kota Meulaboh, di mana ia gugur dalam pertempuran melawan Belanda. Meskipun gugur, Teuku Umar tetap dikenang sebagai pejuang yang gigih dan cerdas dalam memimpin perlawanan terhadap penjajah.

Sumber: https://prabowosubianto.com/pejuang-nasional-teuku-umar/

Source link