Israel Melancarkan 22.000 Serangan Udara ke Jalur Gaza Selama 2 Bulan Perang

by -38 Views

Rabu, 13 Desember 2023 – 13:10 WIB

Gaza – Tentara Israel dilaporkan telah menjatuhkan lebih dari 22.000 bom berpemandu dan tidak terarah yang dipasok oleh Amerika Serikat (AS), di Jalur Gaza dalam enam minggu pertama perang. Hal ini berdasarkan informasi angka intelijen yang sebelumnya dirahasiakan, yang diberikan kepada Kongres dan ditinjau oleh Washington Post. Selama periode yang sama, Pentagon mengirimkan setidaknya 15.000 bom, termasuk penghancur bunker seberat 2.000 pon, serta lebih dari 50.000 peluru artileri 155 mm. Semuanya digunakan untuk membunuh sekitar 20.000 warga Palestina, dan lebih dari setengahnya adalah perempuan dan anak-anak.

Pengiriman senjata tersebut terus berjalan tanpa hambatan meskipun ada klaim Washington yang meminta pemerintah Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional, dan mengambil langkah yang memungkinkan untuk menghindari kerugian terhadap warga sipil. Israel juga diketahui telah menerima setidaknya 200 pesawat kargo peralatan militer dari negara-negara sekutu sejak 7 Oktober 2023, termasuk amunisi, kendaraan lapis baja, dan senjata, menurut Kementerian Pertahanan Israel.

Pekan lalu, Gedung Putih mengabaikan persetujuan Kongres untuk mengizinkan penjualan sekitar 14.000 peluru tank ke Israel. AS juga telah memberi Israel amunisi fosfor putih yang dilarang secara internasional dan digunakan di Gaza dan Lebanon. Menurut foto dan video yang diverifikasi oleh Amnesty International menunjukkan fosfor putih jatuh di kota Al-Dhahira di Lebanon selatan pada 16 Oktober. “Pasukan Israel terus menembaki kota tersebut dengan amunisi fosfor putih selama berjam-jam. “Ini membuat penduduk terjebak di rumah mereka hingga pukul 07.00 keesokan harinya,” kata Amnesty International, dikutip dari The Cradle, Rabu, 13 Desember 2023.

Penduduk Palestina juga menyebut malam itu sebagai malam yang gelap. Israel juga telah menggunakan fosfor putih di Lebanon selatan lebih dari 60 kali sejak perang dimulai pada bulan Oktober, menurut Proyek Data Lokasi & Peristiwa Konflik Bersenjata (ACLED). Fosfor putih terbakar pada suhu yang sangat tinggi dan dapat menempel pada kulit, sehingga berpotensi menimbulkan ancaman mematikan. Penduduk Al-Dhahira melaporkan bahwa sisa-sisa senjata terlarang tersebut akan terbakar jika bersentuhan beberapa hari setelah serangan tersebut.