Hamas Membantah Tuduhan Perkosa Sandera Wanita: Israel Diduga Memutarbalikkan Fakta

by -105 Views

Rabu, 6 Desember 2023 – 18:58 WIB

Tel Aviv – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, pada Rabu, 6 Desember 2023, mengecam organisasi hak asasi manusia internasional, kelompok perempuan dan PBB karena tidak berbicara tentang pemerkosaan dan kekejaman lain, yang dilakukan oleh Hamas terhadap perempuan Israel.

Melalui akun resmi, PM Israel menegaskan bahwa organisasi dunia tersebut tidak pernah menyinggung kekejaman milisi Hamas di wilayah Israel. “Saya berkata kepada organisasi-organisasi hak asasi perempuan, kepada organisasi-organisasi hak asasi manusia: Anda pernah mendengar tentang pemerkosaan terhadap perempuan Israel, kekejaman yang mengerikan, mutilasi seksual, di manakah Anda?,” tulisnya, dikutip dari NDTV, Rabu, 6 Desember 2023.

“Saya berharap semua pemimpin, pemerintah, dan negara beradab, untuk bersuara menentang kekejaman ini,” tambahnya.

Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu pada konferensi pers di Tel Aviv bersama Menteri Pertahanan Yoav Gallant dan Menteri Benny Gantz.

Netanyahu mengatakan dia bertemu dengan para sandera, yang dibebaskan dan keluarga dari mereka yang masih disandera sebelumnya. “Saya mendengar cerita pelecehan yang memilukan,” ucapnya.

“Saya mendengar, seperti yang anda dengar, tentang pelecehan seksual dan kasus pemerkosaan kejam yang belum pernah terjadi sebelumnya.” imbuhnya
Namun, kata dia, ia tidak mendengar kelompok perempuan dan kelompok hak asasi manusia berteriak untuk berbicara mengenai hal ini. “Apakah kamu diam karena itu perempuan Yahudi?,” tanya Netanyahu.

Bantahan Hamas
Terpisah, kelompok Hamas pada Senin, 4 Desember 2023, membantah tuduhan Israel bahwa para pejuang di kelompok tersebut melakukan kekerasan seksual dan perkosaan terhadap warga Israel.

Dalam sebuah pernyataan, Hamas menyebut tuduhan Israel sebagai upaya untuk memutarbalikkan perlakuan manusiawi kelompok Hamas terhadap sandera Israel.

“Kami menolak kebohongan Israel mengenai pemerkosaan, yang bertujuan untuk memutarbalikkan perlawanan dan menodai perlakuan manusiawi dan moral terhadap para sandera,” kata pernyataan tersebut.

Sebagai informasi, pertempuran antara Israel dan Hamas berlanjut pada Jumat, 1 Desember 2023, setelah jeda tujuh hari untuk pertukaran sandera, dan tahanan, serta pengiriman bantuan kemanusiaan.

Israel juga telah membalas serangan militan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa lebih dari 16.200 warga Palestina tewas, 70 persen di antaranya perempuan dan anak-anak, yang tewas dalam pemboman Israel selama delapan minggu peperangan.